Sunday 3 December 2017

Sunday 1 October 2017

Thursday 8 June 2017

PATOLOGI SISTEM PERRNAPASAN

MAKALAH PATOFISIOLOGI
PATOLOGI SISTEM PERRNAPASAN
                                     Diajukan sebagai tugas mata kuliah Patofisiologi                       Description: 53634_3220250045639_67140992_o.jpg






Disusun oleh :
1.      Alfiana Edy Damayanti
2.      Nurul Defri Zhairina 
3.      Muflikhun Nadhif 
4.      Atika Farras Maharani 
5.      Retno Niungrum 
6.      Nurul Widhiyaningsih 
7.      Dily Anisa Rismawati 
8.      Aulia Rizki Ananda
9.      Sulkhi Annisatul Quthwah 
10.  Gigih Ardi Primananda 
11.  Dini Maharani 
12.  Dwiputranti Hidayani 
13.  Fikih Mahgfiroh 
14.  Sando Wicaxono 
15.  Musyadad
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami berbagai macam nikmat kepada kami, diantaranya nikmat iman, nikamt Islam, nikmat umur, terlebih –lebih lagi nikmat kesempatan sehingga kami masih dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana yang di harapakan. Shalawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, yaitu Nabi yang mengajarkan kepada kami bahwa yang hak itu benar dan yang bhatil itu salah, semoga prinsip semacam ini dapat kita realisasikan dalam kehidupan nyata hari-hari. Selanjutnya saran serta kritik sangat kami harapkan dari berbagai pihak, terutama kapada dosen  patofisiologi serta teman-teman sekalian yang kami banggakan, untuk perbaikan perbaikan pembuatan makalah untuk kedepannya sehingga pembuatan makalah kedepannya sesuai yang di harapkan. Pada kesempatan ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada guru matematika, karena  sangat kami sadari bahwa pembuatan makalah ini, sangat jauh dari harapan bapak/ibu dosen matematika  dan masih banyak kekurangan-kekurangan serta kesalahan-kesalahan yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini.


Semarang, 5 April 2017

Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN : A. LATAR BELAKANG................................................ 4
                                             B. TUJUAN ................................................................ 4
                                             C. RUMUSAN MASALAH......................................... 4
BAB II PEMBAHASAN : A. PENGERTIAN SISTEM PERNAPSAN....................... 5
                                            B. FUNGSI SISTEM PERNPASAN.............................. 6
                                            C. SALURAN PERNAPASAN..................................... 6
                                            D. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN.................... 7-9
                                            E. MEKANISME BERNAPAS.................................... 10
                                            F. PROSES BERNAPAS........................................ 10-11
  G. PATOLOGI SISTEM PERNAPASAN
                                                 1. HIDUNG DAN PARANASAL..................... 11-12
                                                 2. NASOPHARINX DAN PHARINX............... 12-15
                                                 3. LARINX....................................................... 15-18
                                                 4. BRONKUS DAN PARU-PARU................... 18-23
BAB III PENUTUPAN : KESIMPULAN ............................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 25




BAB I PENDAHULUAN

A.     LATAR NELAKANG
Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup.  Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural dan terkoordinir.
Dalam ilmu patofisiologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut berperanan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup.
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi.

B.     TUJUAN
Untuk mengetahui anatomi serta patofisiologi yang ada pada system pernafasan dan memenuhi tugas patofisiologi.

C.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana anatomi system pernapasan?
2.      Apa saja patofisiologi system pernapasan?
3.      Bagaimana ciri-ciri patofisiologi system?
4.      Bagaimana cara pencegahan patofisiologi system pernafasan?






BAB II ISI

A.     PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN
 Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengadung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
1.      Inspirasi
Terjadi ketika tekanan alveoli dibawah tekanan atmosfir. Otot yang paling penting dalam ispirsi adalah diafragma, bentuknya melengkung dan melekat pada iga paling bawah dan otot interkosta eksterna. Ketika difragma berkontrasi bentuknya menjad datar dan menekan dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pebesaran rongga toraks dan paru-paru. Meningkatnya ukuran dada menurunkan tekanan intrapleura sehingga paru-paru menjadi mengembang. Mengembangnya paru-paru berakibat pada penurunan tekanan alveolus sehingga udara bergerak menurut gradient tekanan dari atmosfir kedalam paru-paru. Hal ini berlangsusng terus sampai tekanan menjadi sama dengan tekanan atmosfir, demikian seterusnya.
2.      Ekspirasi
Ekspirasi merupakan proses pasif, tidak ada kontraksi otot-otot aktif. Pada akhirnya inspirasi otot-otot respirasi relaks, membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi keika tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Relaksasi difragma dan otot interkosta eksterna  mengakibatkan recoil elastic dindiing dada dan paru sehingga terjadi tekanan alveolus dan menurunkan volume paru, dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke atmosfir.
Sistem berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk elangsungan metabolism sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalu peran sistem respirasi oksigen di ambil dari atmosfir, di transport masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas iksigen akan di difusi masuk kapiler darah untuk di manfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme.





B.     FUNGSI SISTEM PERNAASAN
1.      Fungsi Sekunder
-          Membantu proses pembentukan suara
-          Mempertahankan keseimbangan asam basa
-          Membantu reseptor pembau
2.      Fungsi Primer
-          Sebagai suplai ksigen ke dalam tubuh
-          Membuang hasil pembakaran (karbondioksida)

C.     SALURAN PERNAPASAN
1. Uper respiratory tract
                        yaitu saluran pernapasan bagian atas yang meliputi :
                        rongga hidung – mulut – faring- epiglotis – laring – trakea
            2. Lower respiratory tract
                        yaitu saluran pernapasan bagian bawah yang meliputi :
                        bronkus& paru-paru
            Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:
§  Hidung
§  Faring
§  Laring
§  Trakea
§  Bronkus
§  Bronkioulus
§  Paru-paru

D.     ANATOMI SISTEM PERNAPASANDescription: C:\Documents and Settings\HP Mini\My Documents\Downloads\sistem-pernafasan.gif

1.      Rongga hidung
            Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
Description: C:\Documents and Settings\HP Mini\My Documents\Downloads\anatomi-fisiologi-saluran-nafas.jpg


2.      Faring
Faring adalah tabung muskular berukuran kurang lebih 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Description: F:\20071203225715!Pharynx_(PSF).png
3.      Laring
            Laring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh Sembilan kartilago; tiga berpasangan

Description: F:\download.jpg
4.      Trakea dan Bronkus
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus).Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus.Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).
Description: C:\Documents and Settings\HP Mini\My Documents\Downloads\anatomi-saluran-nafas.jpg


5.      Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada.Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma.Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah.Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah.
Description: C:\Documents and Settings\HP Mini\My Documents\Downloads\paru-paru.jpg





E.      MEKANISME SISTEM PERNAPASAN
            Pertukaran Gas dalam Alveolus
  1. Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas.
  2. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus.
  3. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
  4. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin.
  5. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus.
  6. Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas.
  7. Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

F.      PROSES  BERNAPAS
            MENARIK NAFAS ( INSPIRASI)
  1. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut.
  2. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang,             sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan            akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.
MENGELUARKAN NAFAS (EKSPIRASI)
  1. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut.
  2.  Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik.
  3. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.


Description: C:\Documents and Settings\HP Mini\My Documents\Downloads\inspirasi-ekspirasi.jpg

G.     PATOLOGI
1. HIDUNG DAN PARANASAL
a.      Rinitis
Rinitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi di membran mukosa di dalam hidung yang bisa disebabkan karena gejala alergi dan bisa juga non alergi.Kelainan ini sering disebut dengan flu atau common cold.
Penyakit ini menimbulkan gejala yang akut seperti bersin, ingus banyak, encer dan mungkin demam.Infeksi oleh kuman sering menyertai sehingga ingus berubah menjadi kental dan kekuning-kuningan.
Rinitis alergi disebabkan oleh alergi terhadap unsur seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk sari.Sedangkan rinitis non alergi disebabkan oleh infeksi virus (adenovirus, echovirus, dan rhenovirus).
Pencegahan            :
-          Menghindari segala sesuatu yang dapat menimbulkan alergi
-          Menjaga kebersihan rumah
-          Menghindari penggunaan barang-barang yang dapat menampung debu
-          Menggunakan masker dan sarung tangan saat melakukan aktivitas bersih-bersih untuk menghindari kontak dengan alergen
-          Menghindari lingkungan yang berpolusi atau terpapar asap rokok

b.      Lepra
Lepra atau kusta atau penyakit Hansen adalah penyakit yang menyerang kulit, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, sistem saraf perifer, serta mata.
Lepra dapat mengenai rongga hidung dan mulai sebagai suatu tonjolan yang membesar, mengalami ulserasi dan dapat menyebabkan perforasi septum hidung.
Pencegahan :
-          Melakukan vaksin
-          Menjaga kebersihan lingkungan
-          Meningkatkan daya tahan tubuh
-          Pola hidup sehat

c.       Sinusitis
Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus.Sinus terletak di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung.Sinusitis termasuk penyakit umum yang bisa menjangkiti orang pada segala umur. Beberapa tipe sinusitis berdasarkan lamanya perjalanan penyakit antara lain sinusitis akut, sinusitis subakut, sinusitis kronis, dan sinusitis kambuhan.
Rongga sinus terisi penuh dengan mukus.Bila timbul infeksi oleh bakteri, nanah mengisi rongga sinus.Gejala sinusitis umumnya dari hidung keluar cairan kuning kehijauan, nyeri pada wajah dan terasa sakit jika ditekan, kehilangan indera penciuman.
Penyebab sinusitis yang paling umum pada orang dewasa adalah karena pembengkakan dinding dalam hidung.Kondisi ini sering disebabkan oleh virus flu yang disebarkan sinus dari saluran pernapasan atas. Sedangkan pada anak-anak sinusitis disebabkan oleh alergi, tertular penyakit dari anak-anak lain di sekitarnya, kebiasaan menggunakan dot ataupun minum dari botol dalam keadaan berbaring, dan tinggal di lingkungan yang penuh asap.
Pencegahan            :
-          Perbanyak minum air putih sehingga dapat mengencerkan dahak.
-          Berhenti merokok bagi perokok aktif.
-          Gunakan pelega sumbatan oral atau semprotan pelega sumbatan hidung hanya untuk jangka pendek.
-          Keluarkan lendir hidung secara perlahan, tutup satu lubang hidung pada saat mengeluarkan lendir dari lubang hidung yang lain.
-          Merawat kesehatan gigi dan gusi karena ada kalanya kuman-kuman yang terdapat pada gigi dan gusi menyebrang ke area sinus.
-          Hendaknya selalu mencuci tangan.
-          Jika mempunyai alergi, hindari hal-hal yang menyebabkan timbulnya alergi tersebut.

d.      Rhinoscleroma
Merupakan lesi menahun yang menimbulkan granuloma dan merupakan massa bertonjol-tonjol yang keras, mula-mula di dalam rongga hidung dan kemudian meluas sampai nasopharynk, pharynk, larynk, dan trakhea. Menimbulkan perubahan bentuk dan obstruksi hidung.Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Klebsiella pneumoniae.
Granuloma terbentuk di dalam jaringan ikat dan tidak mengenai tulang rawan atau tulang.Tampak banyak sel plasma dan histiosit yang sitoplasmanya berbuih dan inti terdesak ke tepi.Sel itu dinamai sel Mikulicz.Penyakit ini banyak ditemukan pada penduduk sekitar Laut Tengah dan pada penduduk pulau Bali.

e.       Rhinosporidiosis
Merupakan infeksi oleh jamur Rhinosporidium seeberi dan merupakan polip hidung yang permukaannya kasar dan berbeda dengan polypus nasi akibat alergi.Pada jaringan ikat dapat ditemukan jamur dalam berbagai tingkat perkembangan.Spora yang kecil berbentuk bulat dengan dinding nyata sebesar sel darah merah. Spora yang besar membentuk krista, dinamai sporangium, dan mengandung beribu-ribu spora kecil. Bila kista ini pecah, spora akan keluar dan menyebar ke daerah sekitarnya.

2. NASOPHARINX DAN PHARINX
a.      Difteri
adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dan umumnya memiliki masa inkubasi (rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) 2 hingga 5 hari. Gejala-gejala yang mengindikasikan penyakit ini meliputi:
-          Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
-          Demam dan menggigil.
-          Sakit tenggorokan dan suara serak.
-          Sulit bernapas atau napas yang cepat.
-          Pembengkakan kelenjar limfa pada leher.
-          Lemas dan lelah.
-          Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
            Biasanya dokter memberikan antibiotik untuk penangannya dan dilakukan tes lab untuk       tindakan yang lebih lanjut
Description: D:\download.jpg
b.      Faringitis
adalah salah satu penyakit umum yang disebabkan karena terjadinya peradangan pada bagian faring. Faring merupakan daerah yang terletak pada bagian belakang tenggorokan. Faringitis akan menyebabkan rasa sakit yang panjang serta gangguan lain yang berhubungan dengan organ pernafasan dan mulut. Bahkan mungkin tidak bisa makan atau mengunyah dengan benar karena rasa sakit dan nyeri.Beberapa orang juga bisa menderita rasa sakit yang parah dan terasa hingga tenggorokan dan telinga.Faringitis bisa terjadi pada anak-anak, orang dewasa dan orang tua.Saat perubahan musim dari kemarau ke musim hujan, banyak anak-anak yang menderita faringitis.a. Faktor Penyebab Umum
                        a. Penyebab umum
            penyebab umum dari faringitis yang paling sering ditemukan adalah infeksi dari bakteri atau            virus. Salah satu jenis virus yang paling sering menyebabkan faringitis adalah influenza.  Virus dari pilek dan flu menyebabkan gangguan pada hidung, telinga dan tenggorokan.         Biasanya kondisi sakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Penyebab umum lain adalah termasuk:
-          Orang yang memiliki riwayat alergi terhadap debu, bulu binatang dan aroma yang menyengat.
-          Orang yang terkena paparan asap rokok dalam waktu lama.
-          Orang yang sudah memiliki penyakit sinusitis.
                        b. Faktor Penyebab Khusus
            Meskipun faringitis ringan lebih sering disebabkan karena infeksi bakteri dan virus namun   beberapa orang juga bisa terkena faringitis karena faktor penyakit lain. Berikut ini adalah      beberapa jenis penyebab khusus faringitis (biasanya jarang terjadi): Infeksi          bakteri streptococcus A, gonore, klamidia, dan corynebacterium. Jika penyebab faringitis          adalah salah satu dari jenis infeksi bakteri ini maka penderita harus mendapatkan perawatan             khusus dengan obat antibiotik.
            Pernafasan yang tidak benar.Sumber pernafasan yang berasal dari mulut dapat menjadi        penyebab faringitis.Kondisi ini lebih sering terjadi saat musim penghujan dan cuaca sangat       dingin.Sumbatan pada bagian hidung bisa menyebabkan rasa sakit pada tenggorokan dan    memicu faringitis.Siapa sangka jika awalnya memiliki penyakit radang tenggorokan dapat     menyebabkan gejala amandel.
            1. Adanya Tumor
            tumor yang muncul atau tumbuh dibagian lidah, tenggorokan atau pita suara akan dapat       memicu timbulnya faringitis pada seseorang. Beberapa orang yang mengidap penyakit ini           akan ditandai dengan rasa sakit yang parah, terutama saat mereka menelan makanan.          Beberapa gejala lain yang akan muncul pada penderita tumor dibagian tersebut adalah          hilangnya suara, pendarahaan air liur rasa nyeri yang timbul dibagian tersebut.
            2. Infeksi Bakteri
            Beberapa bakteri jenis streptococcus A, gonore, klamidia, dan corynebacterium adalah bakteri         yang akan dapat menyebabkan timbulnya penyakit faringitis atau nyeri tenggorokan. Bila          penyebabnya adalah salah satu jenis bakteri ini, maka mungkin si penderita akan       membutuhkan perawatan yang khusus dengan mengkonsumsi antibiotik.
            3. Pernapasan yang Tidak Benar
            Sumber pernapasan dari mulut akan mungkin menyebabkan timbulnya faringitis. Kondisi ini           pada umumnya akan lebih sering terjadi pada musim penghujan atau pada saat cuaca dingin         menyerang. Sumbatan dibagian hidung akan dapat menyebabkan nyeri dibagian tenggorokan           yang mana kondisi ini akan dapat memicu adanya faringitis.
            4. Paparan Asap Rokok dan Polusi
            Orang yang hidup di perkotaan atau seseorang dengan kebiasaan merokok pada umumnya   akan cenderung lebih beresiko menderita faringitis. Hal ini dikarenakan paparan asap rokok dan polusi yang masuk kedalam sistem pernapasan akan memperparah gejala faringitis yang dirasakan. Bahkan resiko terparah dari penyakit faringitis akibat kepulan asap rokok bisa          sampai kematian.
            5. Adanya penyakit Lambung
            Penyakit lambung yang tinggi yang membuat asam lambung tiba-tiba naik kebagian atas bisa            memicu faringitis mudah timbul.Bila kondisi ini dibiarkan dan tidak segera dicari solusi         untuk menanganinya, maka bukan tidak mungkin gejala asam lambung ini bisa berlanjut pada     masalah faringitis yang cukup serius.
            Cara Mengurangi Gejala Faringitis
            Meski penyakit ini dapat sembuh dengan mengkonsumsi obat-obatan, namun ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengurangi gejala tersebut, diantaranya adalah:
1.      Hindari iritasi tenggorokan dengan tidak mengonsumsi minuman atau makanan yang terlalu panas.
2.      Remaja dan orang dewasa dapat mengisap permen pereda tenggorokan.
3.      Hindari merokok. Juga hindari lingkungan penuh asap.
4.      Minum cukup air, terutama jika Anda sedang demam.
5.      Berkumur dengan air garam hangat untuk mengurangi radang tenggorokan.

Gejala Faringitis
            Untuk bisa mengenali sebuah penyakit, maka penting sekali untuk kita dapat mengetahui     seperti apa gejala-gejala yang akan muncul sebelum penyakit ini berkembang dan menyebar    dalam tubuh. Selain itu, bila si gejala ini sudah terlanjur anda rasakan, setidaknya penanganan             yang lebih dini bisa dilakukan untuk mencegah kemungkinan terburuk dari penyakit yang       satu ini.
           
            Gejala Faringitis Akibat Virus:
1.      Demam
2.      Sakit tenggorokan
3.      Nyeri otot
4.      Batuk
5.      Hidung beringus
6.      Sakit kepala
7.      Kelenjar yang membesar pada leher
8.      Gejala Faringitis Akibat Bakteri:
9.      Demam Tinggi
10.  Tonsil/ amanedel yang membengkak

3. LARYNX
a.       Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada laring (letak pita suara di tenggorokan). Penderita laringitis umumnya akan mengalami gejala-gejala, seperti nyeri tenggorokan, batuk-batuk, demam, sulit bicara, suara yang dikeluarkan serak, atau bahkan kehilangan suara sama sekali. Gejala laringitis biasanya pulih dalam waktu satu minggu tanpa pengobatan. Namun gejala bisa muncul secara tiba-tiba dan terus memburuk selama dua sampai tiga hari. Masalah sulit bicara dan suara serak biasanya menjadi gejala yang terakhir pulih dibandingkan gejala laringitis lainnya.
                        Penyebab laringitis
            Terjadinya radang atau pembengkakan pada laring bisa disebabkan oleh beberapa faktor,     antara lain:
a.       Kerusakan pada pita suara karena adanya percepatan vibrasi pada organ tersebut yang          melebihi batas ketahanan, misalnya akibat penderita berteriak terlalu keras atau bernyanyi      dengan suara yang tinggi. Selain itu, kerusakan pita suara juga dapat terjadi akibat batuk berkepanjangan dan trauma saat penderita melakukan aktivitas fisik atau trauma akibat            kecelakaan.
b.      Infeksi virus, bakteri, dan jamur. Virus yang umum menyebabkan laringitis adalah virus flu dan pilek, dari golongan bakteri salah satunya adalah bakteri penyakit difteria, dan dari jenis    jamur salah satunya adalah Candida yang juga menyebabkan penyakit sariawan. Infeksi jamur dan bakteri pada kasus laringitis sebenarnya jarang terjadi dibandingkan infeksi virus. Biasanya infeksi jamur rentan dialami oleh orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat efek samping obat steroid, kemoterapi, atau akibat penyakit HIV/AIDS.
c.       Reaksi alergi terhadap suatu zat kimia atau paparan debu.
d.  Naiknya asam lambung ke tenggorokan lewat kerongkongan pada kasus penyakit     refluks gastroesofageal atau GERD.Jika asam lambung mencapai tenggorokan maka      risiko untuk terjadinya iritasi laring cukup tinggi.
e.  Mengering dan teriritasinya laring akibat merokok dan konsumsi minuman beralkohol.Sama seperti kasus GERD, peluang terjadinya infeksi pada laring yang teriritasi juga cukup tinggi.
            Pengobatan laringitis
            Sebenarnya kebanyakan kasus laringitis bisa pulih tanpa menggunakan obat-obatan dalam   jangka waktu hingga satu minggu.Tujuan pengobatan biasanya untuk mempercepat            kesembuhan dan meminimalisasi gejala yang mengganggu, misalnya nyeri.
            Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan dan           menurunkan tingkat keparahan gejala laringitis:
            -Jika Anda merasakan gejala nyeri dan sakit kepala yang mengganggu, atau bahkan hingga   menyebabkan Anda demam, konsumsilah obat-obatan pereda rasa sakit seperti ibuprofen atau        parasetamol.
            -Minumlah banyak air putih untuk mencegah dehidrasi. Hindari mengonsumsi minuman yang             mengandung kafein dan alkohol.
            -Jika saluran pernapasan Anda terasa tidak nyaman, Anda dapat melegakannya dengan        menghirup inhaler yang mengandung mentol. Demikian halnya mengonsumsi     permen mint dan berkumur-kumur dengan air garam hangat atau obat kumur khusus yang   bisa dibeli di apotik dapat membantu melegakan tenggorokan Anda.
            -Untuk mengurangi ketegangan pada pita suara Anda yang sedang mengalami radang dan     mempercepat proses penyembuhan, bicaralah dengan suara perlahan atau bila perlu jangan            berbicara terlebih dahulu.
            Mencegah laringitis
a.       Agar terhindar dari penyakit laringitis, Anda diharapkan melakukan hal-hal yang dapat menurunkan risiko terkena penyakit tersebut, misalnya:
b.      Melakukan vaksinasi flu sesuai dengan yang dijadwalkan oleh dokter tiap tahun.
c.       Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan jangan merokok.
d.      Memperbanyak minum air putih agar dahak di dalam tenggorokan Anda encer dan mudah dikeluarkan.
e.       Menghindari orang yang sedang sakit apabila Anda termasuk orang yang rentan terhadap laringitis.
f.       Membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, atau terutama setelah berkemih.
g.       Melindungi hidung dan mulut dari paparan debu (memakai masker) agar terhindar dari virus atau bakteri penyebab laringitis.
h.      Jika Anda alergi terhadap sesuatu, misalnya debu, suatu jenis makanan, atau zat kimia tertentu, maka hindarilah hal-hal tersebut.
i.        Agar asam lambung tidak naik ke tenggorokan, tinggikan sedikit alas kepala atau bantal Anda saat tidur. Jangan langsung berbaring setelah makan.
j.        Mengonsumsi makanan yang sehat untuk tenggorokan, misalnya makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E yang bisa didapat dari buah, sayur, dan biji-bijian utuh.
k.      Tidak mengeluarkan volume suara yang melewati batas ketahanan pita suara Anda, misalnya berteriak sangat keras atau bernyanyi dengan suara tinggi.
            b.Papilloma
            merupakan neoplasma jinak yang biasanya tumbuh pula pada pita suara atau commissural   anterior.
            Ciri-ciri terdapat tonjolan kecil, lunak, seperti jari-jari dan mudah berdarah.Pada anak-anak tumor ini sering tumbuh setelah diangkat dan tumbuhnya pada bagian larynx.Pada dewasa     sangat cenderung untuk kambuh setelah pengangkatan radikal dan bahkan dapat berubah        menjadi ganas.
  • Penyebab papi lloma laring berupa “human papilloma virus” (HPV) tipe 6,11 dan menginfeksi sel-sel epithel. Diperkirakan penyebaran penyakit ini adalah pada saat lahir dari ibu yang terkena “genital warts”.
  • Pada mukosa sel normal yang berdekatan dengan papilloma, juga mengandung DNA virus yang bisa teraktifasi menjadi lesi rekuren. Papilloma pada anak lebih sering multipel dan kambuh daripada dewasa. Sedangkan papilloma pada dewasa biasanya tunggal tetapi cenderung berubah menjadi ganas dengan dijumpai subtipe yang spesifik yaitu HPV 16.3,6
  • Pada pasien dengan papilloma laring, mukosa normalnya terdapat HPV pada 20% kasus, sebaliknya pada mukosa jalan nafas yang normal ditemukan HPV pada 4% kasus.Dari 20 tipe HPV, tipe 6, 11 diduga sebagai penyebab papilloma laring. Cara penyebaran yang pasti dari HPV sampai saat ini belum jelas. Pada tipe juvenil diduga transmisi pada saat peripartum dari seorang ibu yang terinfeksi “genital warts”. Pada orang dewasa, cara transmisi virus dengan cara kontak seksual, 10% dari lelaki dan perempuan yang berada masa “sexual active” dengan dan tanpa gejala klinik, dijumpai adanya infeksi laten HPV pada penis dan serviks.
            c. Polip Larynx
            adalah tipe polip yang terjadi akibat rangsang menahun pada pita suara yang menimbulkan   reaksi radang menahun.
            Ciri-ciri makroskopik, polip menonjol pada pita suara, terbentuk bulat, licin, bertangkai atau             pedunculated, besarnya jarang melebihi 1 cm
            Ciri-ciri mikroskopik, pada permukaan terdapat epitel gepeng berlapis pita suara.Epitel ini    dapat mengalami ulserasi atau penebalan akibat pergeseran dengan bagian pita suara di            depannya.Di bawah epitel, tampak jaringan ikat yang mengandung berbagai unsure yaitu             jaringan mikrosomatosa, jaringan ikat hialin, pembuluh darah yang melebar dan jaringan         dengan degenerasi fibrinoid.
            Penyebab penyakit polip larynx adalah merokok dan yang banyak menggunakan pita           suaranya.Akibat polip ini mengakibatkan suara serak yang progresif dianggap tidak adapat     menjadi ganas.
            d.Edema glottis
            adalah terjadinya pembengkakan jaringan lunak sekitar pita suara sehingga menghalangi       aliran udara. Kejadian ini dapat terjadi secara mendadak, sehingga dapat menimbulkan     kematian karena tercekik.
            Edema glottis dapat terjadi pada radang akut seperti diphtheria, menghirup uap atau gas        beracun, edema angioneurotik, bagian edema umum pada penyakit jantung paru dan ginjal.

4. BRONKUS DAN PARU-PARU
                        a. Asma
            adalah suatu penyakit asma yang mengganggu saluran bronkial yang memiliki ciri     bronkospasme periodik dikenal dengan kontraksi spasme di saluran nafas. Orang awam biasa            menyebutnya dengan penyakit mengi.
Description: asma bronchial 2

            Penyakit asma  disebabkan oleh banyak faktor. Jika diringkas ada dua sebab umum yaitu     sebab intrinsik dan ekstrinsik, yakni ;
            Penyebab intrinsik
            Penyebab intrinsik biasanya adalah penyebab yang disebabkan oleh faktor dalam diri           seseorang.Hal itu bisa terjadi karena penyakit seperti flu, adanya aktivitas fisik yang berat,       atau      karena faktor emosi.Penyakit asma yang disebabkan oleh faktor instrinsik biasanya          membutuhkan waktu lama untuk sembuh.Biasanya terjadi pada orang yang berumur lebih        dari 40 tahun.Jika dibiarkan terlalu lama bisa menyebabkan penyakit bronchitis kronik.
            Penyebab ekstrinsik
            Penyebab yang kedua adalah karena adanya faktor ekstrinsik atau faktor luar. Biasanya       disebabkan karena debu, serbuk sari, bulu atau hal lain yang memicu timbulnya asma. Jenis       penyakit asma karena faktor ekstrinsik ini biasanya akan sembuh sendiri seiring bertambahnya usia.

            Berikut beberapa gejala yang musti diwaspadai:
  • Mengalami sesak nafas yang disertai dengan bunyi atau mengi.
  • Sesak di dada akibat nafas yang sesak.
  • Batuk-batuk kering yang kemudian berlanjut dengan batuk berdahak yang biasanya terjadi di malam hari.
Cara Menghindari Serangan Asma

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri.Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Asma

Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari.Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada gejala serangan asma atau untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan, maka tim kesehatan atau dokter akan memberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi penderita asma, disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup (Ventolin Inhaler) dimanapun mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan terjadi.

            b.Pneumonia
            atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang memicu inflamasi pada            kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada pengidap pneumonia,           sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru akan           membengkak dan dipenuhi cairan.
            Penyakit ini juga sering disebut bronkopneumonia, pneumonia lobular, dan pneumonia        bilateral. Secara umum, pneumonia dapat ditandai dengan gejala-gejala yang   meliputi batukdemam, dan kesulitan bernapas.
            c.Emfisema
            adalah penyakit progresif jangka panjang pada paru-paru yang umumnya menyebabkan napas         menjadi pendek. Jaringan paru-paru, yang berperan pada bentuk fisik paru-paru dan fungsi   pernapasan, pada penderita emfisema sudah rusak.
            Emfisema merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru      obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit paru-paru            obstruktif  karena kerusakan jaringan paru-paru di sekitar saluran udara yang lebih kecil,             bronkiolus. Kerusakan ini akan membuat bentuk fisik paru-paru tidak normal saat kita           menghembuskan napas keluar. Bentuk abnormal ini akan mengganggu pertukaran udara kotor             dan udara bersih, sehingga oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar dari aliran darah di paru tidak maksimal.
            d. Emboli
            merupakan keadaan terjadinya obstruksi sebagian atau total sirkulasi arteri pulmonalis atau cabang – cabang akibat tersangkutnya emboli thrombus atau emboli yang lain. Bila obstruksi terjadi akibat tersangkutnya emboli thrombus atau multiple trombi yang bermigrasi dari    sirkulasi sistemik ke sirkulasi pulmonary disebut tromboemboli pulmonal.Akibat lanjut dari     emboli paru dapat terjadi infark paru, yaitu keadaan terjadinya nekrosis sebagian jaringan            parenkim paru akibat tersumbatnya aliran darah yang menuju jaringan paru tersebut oleh             tromboemboli.
            e.Bronkitis
            adalah infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan        terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran tersebut. Kondisi ini termasuk sebagai          salah satu penyakit pernapasan.
            Berikut ini adalah beberapa gejala yang diakibatkan oleh bronkitis:
  • Batuk-batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau.
  • Sakit pada tenggorokan.
  • Sesak napas.
  • Hidung beringus atau tersumbat.
  • Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada.
  • Kelelahan.
  • Demam ringan.
  • Bronkitis terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bronkitis akut yang bertahan selama dua hingga tiga minggu. Bronkitis akut adalah salah satu infeksi sistem pernapasan yang paling umum terjadi dan paling sering menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Kedua, bronkitis kronis adalah infeksi bronkus yang bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan berulang pada tahun berikutnya. Bronkitis kronis lebih sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 40 tahun.
f. Bronkiektasis
            Bronkiektasis adalah pelebaran pada satu atau lebih saluran udara dengan cara yang tidak    normal. Ekstra lendir dibuat dalam saluran udara yang abnormal . Kondisi ini mengakibatkan           penumpukan lendiri yang menyebabkan paru paru lebih rentan terhadap infeksi . Gejala           utama adalah penderita biasanya akan mengalami batuk yang disertai dengan banyak dahak       (sputum) . Pengobatan yang  sering dilakukan untuk mengatas bronkektasis terdiri dari           fisioterapi dan program pengobatan antibiotik biasa .Pada beberapa kasus nhaler kadang-            kadang             digunakan. Selain itu tindakan operasi juga dilakukan dalam konds tertentu. Bagi      penderta bronkektasi biasanya tidak diperbolehkan merokok, merokok akan memberkan        kondisi yang semakin buruk.
            Udara yang kita hirup akan masuk ke dalam paru-paru melalui tenggorokan atau trakea, yang           kemudia akan terbagi ke dalam beberapa cabang saluran udara disebut bronkus . Selanjutnya             udara yang hirup akan terus mengalir melalui bronkeoli ke dalam jutaan kantung udara kecil            yang disebut dengan alveoli. Oksigen dari udara dilewatkan ke dalam aliran darah melalui          dinding tipis alveoli.
            Kelenjar kecil pada lapisan saluran udara membuat sejumlah kecil lendir.Lendir ini memiliki            fungsi menjaga saluran udara lembab sekalikgus menjadi perangkap debu dan kotoran udara          yang kita hirup.Selain itu, pada permukaan sel sel dinding saluran udara juga terdapat    berbagai rambut rambut kecil yang disebut dengan silia yang jumlahnya jutaan.Jutaan silia      tersebut memiliki fungsi menyapu lendir menuju bagian belakang tenggorokan. Kumpulan        lendir tersebut akan menjadi dahak.
            Bronkiektasis adalah melebarnya salah satu saluran udara atau bronkus secara tidak normal.            Banyak lendir cenderung untuk membentuk dan menggenang pada bagian bagian saluran      udara yang melebar. Hal akan membuat paru paru rentan terhadap terjadinya infeksi.
Description: http://1.bp.blogspot.com/-9fMOLlvsdyE/VS8VKIva15I/AAAAAAAAA1Y/iuvhBvuywcY/s1600/Bronchiectasis_NHLBI.jpg

            Penyebab Penyakit Bronkiektasis
            Penyebab terjadinya Brokiektasis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut          adalah adanya infeksi pada paru paru tuberkulosis ( TB ) , batuk rejan , pneumonia atau      campak , yang dapat merusak saluran udara pada saat infeksi. Infeksi pada paru merupakan            penyebabyangpaling umum terhadap terjadinya Bronkiektasis.

            Lemahnya sistem kekebalan tubuh juga menjadi penyebab terjadnya Bronkiektasis.Sekitar 1            dari 12 Penderta diketahui memilik sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan tubuh        penderita lebih rentan terhadap kerusakan jaringan.Lemahnya sistem kekebalan tubuh           terkadang disebabkan karena warisan atau genetik.

            Penyebab lain terjadinya bronkiektasis adalah kelainan silia, dimana silia tidak dapat            berfungsi sebagaimana mestinya. Dimana silia tidak secara efektif mengeluarkan lendir keluar             dari saluran udara.
            Gejala Penyakit Bronkiektasis
            Adanya penyakit Bronkiektasis dalam diri seseorang akan menimbulkan beberapa gejala.     Gejala yang paling umum adalah batuk yang disertai dahak. Terkadang penderita juga akan        mengalai batuk darah, hal itu terjadi jika saluran udara pernfasan mengalami peradangan.         Beberapa gejala lainnya adalah penderita akan mengalami kelelahan dan kesulitan dalam             berkonsentrasi dan adanya sesak nafas terutama saat bekerja keras atau berolahraga.

            Beberapa penanganan atau pengobatan dalam mengatasi penyakit Bronkiektasis meliputi      pemberian obat obatan medis, fisioterapi, pemberian inhaeler dan operasi.
            Perawatan dan Pengobatan Penyakit Bronkiektasis
            Pemberian obat obatan Antibiotik adalah pengobatan utama terhadap Bronkiektasis. Hal ini jika  bronkiektasis yang dialami oleh penderita tergolong ringan ringan. Antibiotik yang paling umum digunakan oleh dokter adalah amoksisilin. Namun, pilihan akan tergantung pada      alergi yang dialami oleh penderita, jenis bakteri, dan kondisi penderita secara keseluruhan. Untuk mengetahui jenis bakteri biasanya dengan menggunakan dahak yang dikeluarkan oleh     penderita.

            Selain memberikan obata obatan antibiotik, penderita bronkiektasis juga diberikan perawatan           dengan fisioterapi. Fisioterapi bertujuan untuk memberikan latihan ddan  membantu penderita          agar berbatuk  membersihkan lendir serta meningkatkan kebugaran paru-paru secara        keseluruhan.

            Tindakan operasi dilakukan jika penderita mengalami kerusakan pada bagian paru paru.       Operasi dilakukan untuk mengambil atau memotong bagian daerah yang mengalami       kerusakan yang cukup padah
.
            g. Abses Paru-paru
            Abses paru-paru adalah infeksi paru-paru.Penyakit ini menyebabkan pembengkakan yang   mengandung nanah, nekrotik pada jaringan paru-paru, dan pembentukan rongga yang berisi          butiran nekrotik atau sebagai akibat infeksi mikroba.Pembentukan banyak abses dapat       menyebabkan pneumonia atau nekrosis paru-paru.
            Penyakit ini dapat terjadi pada usia berapapun. Namun, orang yang berusia lebih dari 60      tahun berisiko untuk abses paru.Anda dapat mencegah penyakit ini dengan mengurangi       faktor risiko.Silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
            Tanda-tanda & gejala
            Gejala abses paru-paru biasanya terjadi dalam jangka waktu beberapa minggu sampai           beberapa bulan, yang meliputi: demam, menggigil, berkeringat, batuk dan bau air liur yang     tidak enak. Pasien sering mengalami kelelahan, kelemahan, kehilangan napsu makan dan   penurunan berat badan.Kadang-kadang dapat mengeluarkan air liur berdarah dan nyeri dada    serta diperburuk oleh batuk dan pendalaman napas.Pasien dapat mengalami denyut jantung             yang cepat, sesak napas, bengek, dan efusi pleura.
            Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki             kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
            Jika Anda memiliki tanda-­tanda atau gejala-­gejala di atas atau pertanyaan lainnya,    konsultasikanlah dengan dokter Anda.Tubuh masing­-masing orang berbeda.Selalu       konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

            Penyebab
            Menghirup benda asing merupakan penyebab utama dari abses paru-paru.Benda asing          tersebut biasanya makanan, minuman, muntah, atau sekresi dari mulut yang terhirup ke dalam             paru-paru.Pembentukan bengkak, pneumonia, dan abses dapat terjadi dalam jangka waktu 7-     14 hari.Stroke, epilepsi, penyalahgunaan narkoba, alkohol, penyakit gigi, emfisema, kanker        paru-paru, dan gangguan esofagus dapat menyebabkan terhirupnya benda asing.
            Bakteri yang menyebabkan abses paru biasanya anaerob (tumbuh tanpa oksigen) dan berasal           dari mulut. Mikroorganisme lain seperti parasit dan jamur juga dapat menyebabkan infeksi         paru-paru dan menyebabkan abses.
            Faktor-faktor risiko
            Faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami abses paru-paru yaitu:
  • Pecandu alkohol;
  • Penyalahgunaan narkoba;
  • Memiliki kondisi lain seperti stroke, epilepsi, dan penyakit periodontal, emfisema, kanker paru-paru dan gangguan esofagus
            Obat & Pengobatan

            Untuk penyembuhan sempurna diperlukan antibiotik, baik intravena (melalui pembuluh       darah) maupun per-oral (melalui mulut).
            Pengobatan ini dilanjutkan sampai gejalanya hilang dan rontgen dada menunjukkan bahwa   abses telah sembuh.Untuk mencapai perbaikan seperti ini, biasanya antibiotik diberikan             selama 4-6 minggu.Pada rongga yang berukuran besar (diameter lebih dari 6 cm), biasanya     perlu dilakukan terapi jangka panjang.

            Perbaikan klinis, yaitu penurunan suhu tubuh, biasanya terjadi dalam waktu 3-4 hari setelah             pemberian antibiotik.Jika dalam waktu 7-10 hari setelah pemberian antibiotik demam tidak        juga turun, berarti telah terjadi kegagalan terapi dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan          diagnostik lebih lanjut untuk menentukan penyebab dari kegagalan tersebut.
            Hal -hal yang perlu dipertimbangkan pada penderita yang memberikan respon yang buruk    terhadap pemberian antibiotik adalah penyumbatan bronkial oleh benda asing atau tumor;            atau infeksi oleh bakteri, mikobakteri maupun jamur yang resisten.

            Pada abses paru tanpa komplikasi sangat jarang dilakukan pembedahan.Indikasi pembedahan          biasanya adalah kegagalan terhadap terapi medis, kecurigaan adanya tumor atau kelainan        bentuk paru-parubawaan.
            Prosedur yang dilakukan adalah lobektomi ataupneumonektomi.

            Angka kematian karena abses paru mencapai 5%.Angka ini lebih tinggi jika penderita           memiliki gangguan sistem kekebalan, kanker paru-paru atau abses yang sangat besar.




                                                        BAB III

A.     KESIMPULAN
Pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Beberapa organ pernapasan dapat mengalami beberapa kelainan seperti asma, TBC, Faringitis, dll.
Maka hendaklah menjaga pola hidup sehat agar mencegah terjadinya berbagai macam penyakit.




























                                  DAFTAR PUSTAKA

Himawan,Sutisna.1973.Buku Patologi.Jakarta:Bagian Patologi Anatomi

 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Share: